
Disimak ya..
Cobaan dan Keanehan
Ketika itu acara pemlaspasan
rumahku berakhir. Sore itu aku sedang duduk di ruang tamu sambil asyik membaca
novel yang saat itu menjadi novel best seller di sebuah toko buku terkemuka.
Kemudian datanglah anak laki-laki yang tingginya tidak lebih dari semeter. Dari
tampangnya terlihat raut wajah yang mencirikan sikapnya. Aku masih asyik
membaca novelku dan sesekali menatap wajahnya. Ia kemudian datang menghampiriku. Aku gugup saat
dia menghampiriku. Ia kemudian mengambil buku novelku dan melemparnya. Kemudian
ia segera berlari menjauh seakan melarikan diri dari kesalahannya. Dia itu adik
misanku yang umurnya itu tidak lebih dari jenjang TK nol besar.Sungguh nakalnya dirinya yang melebihi kenakalan anak
penderita autisme.
Aku kemudian mengambil buku novelku yang sempat
dia lempar. Kegiatan baca novel pun aku urungkan karena terganggu oleh dirinya.
Kemudian aku menyimpan buku novel itu baik-baik di rak bukuku.
“Untung saja bukuku ini
tidak di sobek-sobek oleh dirinya”
Aku berkata dalam pikiranku
Aku kemudian kembali duduk tenang di ruang tamu
yang saat itu disana ada keluarga ku. Datanglah anak ingusan itu lagi
menghampiri aku dan kemudian apa lagi kenakalan yang ia perbuat. Dia kemudian
menjulurkan lidah ke hadapan ku : p. Aku kemudian tersinggung dan mengejarnya.
Anak ingusan itu pun kabur dan berlari. Aku dibuat pusing olehnya karena
berlari mengelilingi meja yang berbentuk bulat.
Karena kelincahannya akhirnya aku berhenti
mengejarnya Aku kemudian duduk di tempat semula. Sambil menaruh rasa dendam
dengan dirinya, aku pun menyusun strategi untuk memberikan pelajaran padanya.
Ide pun terlintas di benak ku dan kemudian melaksanakannya. Aku berencana untuk
menakutinya. Aku pun memasang raut muka menyeramkan saat dia mendekatiku.
Ternyata dia tidak takut dan malah memukulku tanpa adanya rasa takut.
Kenakalannya pun semakin menjadi. Aku dibuat
bingung olehnya untuk memberikannya pelajaran. Berbagai usaha pun telah aku
coba lakukan tapi hasilnya selalu saja gagal. Akhirnya aku menyerah oleh
kenakalannya dan memutuskan untuk membela diri agar kenakalannya tidak mengenai
diriku.
Ketika ia mendekat lagi untuk menggangguku lagi
aku kemudian mengunci gerak-geriknya. Memegang tangan dan kakinya erat-erat
agar dia tidak bergerak lagi untuk menggangguku. Ia meronta-ronta melepaskan
diri. Karena aku lebih kuat dari dirinya dan akhirnya dia tidak bisa
meloloaskan diri dan menyerah. Ia kemudian kagum dengan kuncian tanganku yang
menahan gerak-geriknya. Dari situlah akhirnya aku tahu bahwa kenakalan anak
ingusan tersebut karena dia suka bermain PS 2 yaitu permainan SM*CK down yang saat itu peredarannya dilarang di Indonesia.
"Ya ampun anak kecil ini ternyata mainanya
itu gini toh"
pikiran ku dalam hati.
Dia akhirnya tidak nakal lagi dan memujiku terus.
Kemudian aku tersenyum dalam hati dan bangga karena bisa menetralkan kenakalannya. 
Saat dia dan keluarganya mau pulang ke rumahnya.
Aku dan ortu ku mengantarnya sampai ke depan rumah. Saat di depan rumah anak
ingusan itu menyuruh ku menunduk. Karena aku yakin dia tidak nakal lagi aku
kemudian menurutinya. Ternyata dia tidak memukulku dan dia ternyata menciumku
di pipiku sebelah kanan. Aku kemudian mengusap pipiku kemudian berpikir di
dalam hati dan bertanya-tanya.
"Apakah ini cinta atau kasih sayang? Apakah
dia gay, homo atau semacamnya? Atau dia gak tau apa-apa?"

Ya sudahlah yang penting dia tidak nakal lagi
kepadaku.
SELESAI
Selamat Hari Valentin yaa..
Baca juga: Tips memberi sesuatu saat Valentin
No comments:
Post a Comment